Menapaki Lautan Kerja dengan Sehat: Memahami psikologi K3
Mengapa Psikologi K3 Penting?
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) seringkali dianggap hanya sebatas jargon formal dan prosedur mendust. Padahal, di balik semua aturan dan rambu-rambu itu, terkandung nilai-nilai penting tentang keselamatan dan kesejahteraan para pekerja. Di sinilah peran psikologi K3 menjadi krusial. Psikologi K3 berusaha memahami bagaimana faktor-faktor dapat mempengaruhi perilaku dan keselamatan di tempat kerja.![]() |
Memahami Psikologi K3 |
Kehadiran psikologi K3 berperan besar dalam membangun budaya keselamatan di perusahaan. Dengan memahami perilaku manusia, termasuk faktor-faktor psikis yang mungkin berkontribusi pada kecelakaan kerja, perusahaan dapat mengembangkan strategi intervensi yang efektif dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.
Faktor-Faktor Psikologis dalam K3
Berbagai faktor psikologis dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja. Beberapa di antaranya adalah:A. Motivasi dan Sikap
Percaya diri dan ketertarikan pada keselamatan kerja dapat menjadi motivasi kuat bagi pekerja untuk menerapkan prosedur K3 dengan seksama. Selain itu, sikap yang positif dan proaktif terhadap K3 juga dapat berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.
B. Stress dan Keterpaan Kerja
Tingkat stress dan tekanan kerja yang tinggi dapat menyebabkan kesalahan manusia dan penurunan konsentrasi, berujung pada risiko kecelakaan kerja yang meningkat.
Keterpaan kerja juga bisa menjadi faktor risiko karena dapat mengurangi waktu istirahat yang dibutuhkan, meningkatkan stres, dan mencegah pekerja dari memprioritaskan keselamatan secara aktif.