SNI sepatu safety untuk industri konstruksi

Table of Contents

 

standar sepatu safety
standar sepatu safety

SNI sepatu safety untuk industri konstruksi-Keselamatan di tempat kerja merupakan aspek krusial yang tidak boleh diabaikan, terutama di industri dengan risiko tinggi seperti konstruksi, manufaktur, dan pertambangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 20% kecelakaan kerja di Indonesia melibatkan cedera pada kaki dan pergelangan kaki. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan kaki yang memadai melalui penggunaan sepatu safety yang sesuai standar.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang standar sepatu safety, mulai dari definisi, jenis-jenis standar internasional dan nasional, komponen penting, hingga cara pemilihan dan perawatan yang tepat. Dengan memahami standar sepatu safety, Anda dapat memastikan keselamatan optimal di tempat kerja.


Apa Itu Standar Sepatu Safety?

Definisi dan Fungsi Standar Sepatu Safety

Standar sepatu safety adalah serangkaian kriteria dan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh badan standardisasi untuk memastikan alas kaki pelindung memberikan perlindungan yang memadai terhadap risiko di tempat kerja. Standar ini mencakup berbagai aspek seperti ketahanan terhadap benturan, tekanan, tusukan, bahan kimia, panas, dan bahaya listrik.

Berbeda dengan sepatu biasa, sepatu safety dirancang khusus dengan fitur perlindungan seperti toe cap (pelindung jari kaki), sol anti-tusuk, dan material tahan api atau bahan kimia. Standar sepatu safety berfungsi sebagai acuan bagi produsen dalam merancang dan memproduksi sepatu yang memenuhi persyaratan keselamatan, serta menjadi panduan bagi pengguna dalam memilih sepatu yang sesuai dengan risiko di lingkungan kerja mereka.


Mengapa Standar Sepatu Safety Penting?

Standar sepatu safety memiliki peran vital dalam:


1. Perlindungan dari Bahaya Kerja: Standar memastikan sepatu mampu melindungi pekerja dari risiko seperti kejatuhan benda berat, tusukan benda tajam, atau paparan bahan berbahaya.

2. Kepatuhan Regulasi: Di banyak negara termasuk Indonesia, penggunaan sepatu safety yang memenuhi standar merupakan kewajiban hukum di industri tertentu. Pelanggaran dapat mengakibatkan sanksi administratif hingga pidana.

3. Jaminan Kualitas: Standar menjamin bahwa produk telah melalui serangkaian pengujian ketat dan memenuhi kriteria minimum keamanan.

4. Pengurangan Risiko: Penggunaan sepatu safety berstandar terbukti mengurangi tingkat keparahan cedera kaki hingga 60% dan menurunkan biaya kompensasi pekerja secara signifikan.


Standar Sepatu Safety Internasional

Standar ASTM (Amerika)

ASTM F2413 adalah standar Amerika yang mengatur persyaratan kinerja untuk sepatu pelindung. Standar ini mencakup:

  • Klasifikasi Perlindungan: Membagi sepatu berdasarkan tingkat perlindungan terhadap kompresi dan benturan (75, 50, atau 30 untuk menunjukkan kemampuan menahan beban 75, 50, atau 30 pound).
  • Persyaratan Pengujian: Meliputi uji benturan (impact), kompresi, konduktivitas, resistansi listrik, dan ketahanan terhadap tusukan.
  • Kode Penandaan: Sepatu safety ASTM ditandai dengan kode seperti "ASTM F2413-18 M I/75 C/75", di mana:

    • F2413-18: Nomor dan tahun standar
    • M: Gender (M untuk pria, F untuk wanita)
    • I/75: Ketahanan benturan 75 pound
    • C/75: Ketahanan kompresi 75 pound


Standar EN ISO (Eropa)

Standar Eropa untuk sepatu safety terdiri dari beberapa kategori:

  • EN ISO 20345: Untuk sepatu safety dengan toe cap yang mampu menahan benturan hingga 200 joule.
  • EN ISO 20346: Untuk sepatu protektif dengan toe cap yang mampu menahan benturan hingga 100 joule.
  • EN ISO 20347: Untuk sepatu kerja tanpa toe cap.

Sistem klasifikasi S1-S5 dalam standar Eropa menunjukkan tingkat perlindungan:

  • S1: Toe cap, anti-statis, penyerapan energi pada tumit, sol tahan minyak.
  • S2: Semua fitur S1 ditambah ketahanan terhadap penetrasi air.
  • S3: Semua fitur S2 ditambah sol anti-tusuk dan sol bergerigi.
  • S4: Toe cap, anti-statis, penyerapan energi pada tumit, sol tahan minyak, sepatu berbahan karet atau polimer.
  • S5: Semua fitur S4 ditambah sol anti-tusuk dan sol bergerigi.

Selain itu, terdapat kode tambahan seperti:

  • P: Tahan tusukan
  • C: Konduktif
  • A: Anti-statis
  • HI: Isolasi terhadap panas
  • CI: Isolasi terhadap dingin
  • E: Penyerapan energi pada tumit
  • WR: Tahan air
  • M: Perlindungan metatarsal


Standar AS/NZS (Australia dan Selandia Baru)

AS/NZS 2210 adalah standar yang berlaku di Australia dan Selandia Baru, yang sebagian besar mengadopsi standar ISO dengan beberapa penyesuaian untuk kondisi lokal. Standar ini mencakup:

  • Klasifikasi sepatu safety berdasarkan tingkat perlindungan
  • Persyaratan untuk kondisi kerja khusus seperti pertambangan dan industri berat
  • Metode pengujian yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan Australia dan Selandia Baru

Dibandingkan dengan standar internasional lainnya, AS/NZS memiliki persyaratan tambahan untuk ketahanan terhadap panas dan api yang lebih tinggi, mengingat kondisi iklim Australia yang sering ekstrem.


Standar Sepatu Safety di Indonesia

SNI untuk Sepatu Safety

Di Indonesia, standar sepatu safety diatur dalam SNI 7079:2009 tentang "Sepatu Pengaman dari Kulit dengan Sol Karet Sistem Cetak Vulkanisasi". Standar ini mencakup:

  • Persyaratan bahan dan konstruksi
  • Metode pengujian ketahanan terhadap benturan dan kompresi
  • Standar ketahanan terhadap tusukan dan slip
  • Persyaratan ergonomis dan kenyamanan

Proses sertifikasi SNI melibatkan beberapa tahap:

  1. Pengajuan permohonan ke Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro)
  2. Audit pabrik dan pengambilan sampel
  3. Pengujian produk di laboratorium terakreditasi
  4. Evaluasi hasil pengujian
  5. Penerbitan sertifikat SNI jika memenuhi persyaratan

Memilih produk berstandar SNI penting karena:

  • Jaminan kualitas dan keamanan sesuai standar nasional
  • Kesesuaian dengan regulasi ketenagakerjaan Indonesia
  • Perlindungan dari produk substandar atau palsu


Regulasi K3 Terkait Sepatu Safety

Regulasi K3 di Indonesia yang mengatur penggunaan sepatu safety antara lain:

  • Permenaker No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang mewajibkan penggunaan sepatu safety di tempat kerja dengan risiko tertentu.
  • UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang menjadi dasar hukum kewajiban penyediaan APD termasuk sepatu safety.

Kewajiban perusahaan terkait sepatu safety meliputi:

  • Menyediakan sepatu safety yang sesuai standar
  • Memberikan pelatihan penggunaan dan perawatan
  • Melakukan pengawasan terhadap penggunaan sepatu safety
  • Mengganti sepatu safety yang rusak atau tidak layak pakai

Sementara kewajiban pekerja meliputi:

  • Menggunakan sepatu safety sesuai prosedur
  • Merawat sepatu safety yang diberikan
  • Melaporkan kerusakan atau ketidaksesuaian
  • Tidak memodifikasi sepatu safety
Sanksi pelanggaran standar keselamatan dapat berupa:

  • Teguran tertulis
  • Denda administratif
  • Penghentian sementara operasi
  • Pencabutan izin usaha
  • Sanksi pidana dalam kasus yang menyebabkan cedera serius atau kematian


Komponen Standar pada Sepatu Safety

Standar Pelindung Jari Kaki (Toe Cap)

Toe cap merupakan komponen krusial pada sepatu safety yang melindungi jari kaki dari benturan dan tekanan. Material toe cap yang umum digunakan:

  • Baja: Material tradisional dengan kekuatan tinggi, namun relatif berat. Standar ketahanan benturan hingga 200 joule.
  • Komposit: Terbuat dari bahan seperti kevlar, karbon, atau plastik berkekuatan tinggi. Lebih ringan dari baja, non-konduktif, dan tidak terdeteksi detektor logam.
  • Aluminium: Lebih ringan dari baja dengan ketahanan benturan yang sebanding. Cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan mobilitas tinggi.

Standar ketahanan toe cap diukur berdasarkan:

  • Ketahanan terhadap benturan (impact): Kemampuan menahan beban jatuh
  • Ketahanan terhadap kompresi: Kemampuan menahan tekanan bertahap

Pengujian toe cap meliputi:

  • Uji jatuh beban dengan berat dan ketinggian tertentu
  • Uji kompresi dengan tekanan bertahap hingga mencapai nilai tertentu
  • Pengukuran deformasi setelah pengujian


Standar Sol Anti-Slip

Sol anti-slip merupakan komponen penting untuk mencegah terpeleset, terutama di lingkungan kerja dengan permukaan licin. Standar sol anti-slip mencakup:

  • Koefisien Gesekan: Standar EN ISO 13287 mensyaratkan koefisien gesekan minimal 0,3 untuk permukaan keramik dengan larutan sabun dan 0,3 untuk permukaan baja dengan gliserin.
  • Metode Pengujian: Meliputi uji slip pada permukaan datar dengan sudut tertentu, uji slip pada permukaan miring, dan uji ketahanan terhadap minyak dan bahan kimia.
  • Standar untuk Berbagai Permukaan: Terdapat standar khusus untuk permukaan kerja tertentu seperti:

    • SRA: Tahan slip pada permukaan keramik dengan larutan sabun
    • SRB: Tahan slip pada permukaan baja dengan gliserin
    • SRC: Memenuhi kedua standar SRA dan SRB


Standar Ketahanan terhadap Bahan Kimia dan Panas

Untuk lingkungan kerja dengan risiko paparan bahan kimia atau suhu ekstrem, sepatu safety harus memenuhi standar khusus:

  • Ketahanan Bahan Kimia: Standar EN 13832 mengatur ketahanan terhadap bahan kimia, dengan klasifikasi:

    • Tingkat 1: Tahan terhadap percikan
    • Tingkat 2: Tahan terhadap kontak singkat
    • Tingkat 3: Tahan terhadap kontak berkepanjangan
  • Ketahanan Panas: Standar EN ISO 20345 mencakup persyaratan HI (Heat Insulation) dan HRO (Heat Resistant Outsole):

    • HI: Sol harus membatasi kenaikan suhu maksimum 22°C saat diuji pada 150°C selama 30 menit
    • HRO: Sol harus tahan terhadap kontak dengan permukaan panas 300°C selama 1 menit

Pengujian meliputi:

  • Perendaman dalam bahan kimia spesifik
  • Pengukuran degradasi material
  • Uji kontak dengan permukaan panas
  • Pengukuran transfer panas


Standar Kelistrikan dan Anti-Statis

Standar kelistrikan pada sepatu safety sangat penting untuk lingkungan kerja dengan risiko sengatan listrik atau ledakan akibat muatan statis:

  • Sepatu Konduktif (C): Memiliki resistansi listrik antara 0-100 kΩ, memungkinkan aliran listrik ke tanah. Digunakan di lingkungan dengan risiko akumulasi muatan statis yang dapat menyebabkan ledakan.
  • Sepatu Anti-Statis (A): Memiliki resistansi listrik antara 100 kΩ-1000 MΩ, mengurangi akumulasi muatan statis sambil tetap memberikan perlindungan terhadap sengatan listrik ringan.
  • Sepatu Isolasi Listrik (I): Dirancang untuk melindungi dari sengatan listrik pada instalasi bertegangan hingga 1000V, dengan resistansi minimal 1000 MΩ.

Pengujian resistansi listrik dilakukan dengan:

  • Menempatkan sepatu pada pelat logam
  • Memasukkan elektroda ke dalam sepatu
  • Mengukur resistansi dengan voltmeter
  • Pengujian dalam kondisi kering dan basah


Cara Memilih Sepatu Safety Sesuai Standar

Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja

Langkah pertama dalam memilih sepatu safety adalah mengidentifikasi bahaya spesifik di lingkungan kerja:

1. Analisis Risiko:

  • Bahaya mekanis: benda jatuh, benda tajam, kompresi
  • Bahaya kimia: minyak, pelarut, asam, basa
  • Bahaya fisik: panas, dingin, kelembaban, listrik
  • Bahaya ergonomis: berdiri lama, berjalan di permukaan tidak rata

2. Penentuan Jenis Perlindungan:

  • Untuk risiko benda jatuh: sepatu dengan toe cap (S1-S5)
  • Untuk risiko tusukan: sepatu dengan sol anti-tusuk (S3, S5)
  • Untuk risiko bahan kimia: sepatu dengan ketahanan kimia spesifik
  • Untuk risiko listrik: sepatu anti-statis atau isolasi listrik

3. Contoh Kasus Industri:
  • Konstruksi: S3 dengan toe cap, sol anti-tusuk, dan anti-slip
  • Industri kimia: Sepatu dengan ketahanan kimia (EN 13832), anti-statis
  • Industri listrik: Sepatu isolasi listrik (I) dengan toe cap non-logam
  • Industri makanan: Sepatu tahan air (S2/S4) dengan sol anti-slip SRC
  • Pertambangan: S3 dengan perlindungan metatarsal tambahan dan sol tahan panas

Membaca Label dan Kode Standar

Memahami label dan kode pada sepatu safety sangat penting untuk memastikan kesesuaian dengan kebutuhan:

1. Interpretasi Label:
  • Logo sertifikasi (SNI, CE, ASTM)
  • Nomor standar (EN ISO 20345, ASTM F2413)
  • Kode klasifikasi (S1, S2, S3, dll.)
  • Simbol perlindungan tambahan (P, A, E, HI, dll.)

2. Contoh Pembacaan Kode:
  • "EN ISO 20345:2011 S3 HRO SRC" berarti:
    • Memenuhi standar EN ISO 20345 tahun 2011
    • Klasifikasi S3 (toe cap, anti-statis, anti-tusuk, tahan air)
    • HRO: Sol tahan panas kontak
    • SRC: Anti-slip pada permukaan keramik dan baja

3. Verifikasi Keaslian:
  • Periksa nomor sertifikasi pada database lembaga sertifikasi
  • Perhatikan kualitas label (tidak mudah luntur/lepas)
  • Cek kesesuaian kode dengan fitur fisik sepatu
  • Beli dari distributor resmi atau toko terpercaya

Pertimbangan Ergonomis dan Kenyamanan

Sepatu safety yang memenuhi standar keamanan juga harus nyaman dipakai untuk memastikan kepatuhan penggunaan:

1. Standar Ergonomi:
  • EN ISO 20344 mengatur metode pengujian ergonomis
  • Standar fleksibilitas, berat, dan bentuk anatomi

2. Ukuran dan Bentuk yang Tepat:
  • Ukur kaki di akhir hari (saat kaki membesar)
  • Pertimbangkan ruang untuk jari (0,5-1 cm dari ujung)
  • Perhatikan lebar kaki dan tinggi lengkungan
  • Coba kedua sepatu dan berjalan untuk menguji kenyamanan

3. Keseimbangan Keamanan dan Kenyamanan:
  • Pilih material yang breathable untuk penggunaan jangka panjang
  • Pertimbangkan teknologi penyerap guncangan untuk berdiri lama
  • Evaluasi berat sepatu (sepatu komposit lebih ringan dari baja)
  • Perhatikan desain sol dalam (insole) untuk dukungan lengkungan kaki

Pemeliharaan Sepatu Safety untuk Mempertahankan Standar

Inspeksi Rutin

Inspeksi rutin sangat penting untuk memastikan sepatu safety tetap memenuhi standar perlindungan:

1. Checklist Pemeriksaan:
  • Toe cap: Periksa deformasi, retak, atau kerusakan
  • Sol: Periksa keausan, separasi dari upper, atau kerusakan
  • Upper: Periksa sobekan, keretakan material, atau kerusakan jahitan
  • Tali sepatu: Periksa keausan atau kerusakan
  • Insole: Periksa deformasi atau kerusakan

2. Tanda Kerusakan yang Perlu Diperhatikan:
  • Toe cap yang terlihat atau terasa berubah bentuk
  • Sol yang terkelupas atau memiliki keausan signifikan
  • Material upper yang sobek atau retak
  • Kelembaban permanen di dalam sepatu
  • Perubahan bentuk yang mengurangi kenyamanan

3. Frekuensi Inspeksi:
  • Penggunaan harian: Inspeksi mingguan
  • Lingkungan berat (konstruksi, pertambangan): Inspeksi 2-3 kali seminggu
  • Setelah paparan bahan kimia atau panas ekstrem: Inspeksi segera
  • Setelah benturan atau tekanan berat: Inspeksi segera

Perawatan dan Pembersihan

Perawatan yang tepat memperpanjang umur sepatu safety dan mempertahankan fungsi perlindungannya:

1. Metode Pembersihan Berdasarkan Material:
  • Kulit: Bersihkan dengan kain lembab, keringkan pada suhu ruang, dan aplikasikan pelembab kulit
  • Kulit sintetis: Bersihkan dengan sabun ringan dan air, hindari pelarut
  • Kain/mesh: Bersihkan dengan sikat lembut dan sabun ringan
  • Sol karet: Bersihkan dengan air dan sabun, hindari pelarut berbasis minyak

2. Penyimpanan yang Benar:
  • Simpan di tempat kering dengan ventilasi baik
  • Hindari paparan sinar matahari langsung atau sumber panas
  • Gunakan shoe tree atau isi dengan kertas untuk mempertahankan bentuk
  • Jangan tumpuk benda berat di atas sepatu

3. Perawatan Khusus:
  • Sepatu anti-statis: Bersihkan bagian kontak dengan tanah secara rutin
  • Sepatu tahan air: Aplikasikan pelapis tahan air secara berkala
  • Sepatu untuk lingkungan dingin: Keringkan dengan seksama setelah penggunaan

Kapan Harus Mengganti Sepatu Safety

Mengetahui kapan harus mengganti sepatu safety sangat penting untuk memastikan perlindungan optimal:

1. Indikator Penggantian:
  • Toe cap yang terlihat rusak atau berubah bentuk
  • Sol yang aus lebih dari 2 mm pada area kritis
  • Separasi antara sol dan upper
  • Kerusakan pada sistem pengencangan (tali, velcro)
  • Kerusakan pada lapisan dalam yang mengurangi kenyamanan

2. Masa Pakai Rata-rata:
  • Penggunaan normal: 6-12 bulan
  • Penggunaan intensif: 3-6 bulan
  • Penggunaan ekstrem (lingkungan korosif, panas): 2-3 bulan
  • Catatan: Masa pakai bervariasi berdasarkan kualitas, intensitas penggunaan, dan kondisi lingkungan

3. Prosedur Penggantian di Tempat Kerja:
  • Dokumentasikan kondisi sepatu yang perlu diganti
  • Ikuti prosedur perusahaan untuk permintaan penggantian
  • Pastikan sepatu pengganti memiliki standar yang sama atau lebih baik
  • Lakukan fitting dan pengujian kenyamanan sebelum penggunaan

Tren dan Perkembangan Terbaru Standar Sepatu Safety

Inovasi Material dan Teknologi

Industri sepatu safety terus berkembang dengan inovasi yang meningkatkan keamanan dan kenyamanan:

1. Material Baru:
  • Toe cap komposit nano yang lebih ringan dan kuat
  • Material upper breathable dengan ketahanan tinggi
  • Sol dengan teknologi anti-fatigue
  • Material anti-mikroba untuk mengurangi bau dan infeksi

2. Teknologi Peningkatan Kenyamanan dan Keamanan:
  • Sistem penyerapan guncangan pada sol
  • Teknologi memory foam pada insole
  • Sistem ventilasi aktif untuk mengurangi kelembaban
  • Teknologi BOA® untuk pengencangan presisi

3. Standar untuk Sepatu Modern:
  • Revisi EN ISO 20345:2022 dengan persyaratan tambahan untuk material modern
  • Standar khusus untuk sepatu safety athletic style
  • Pengujian ergonomis yang lebih komprehensif
  • Standar untuk teknologi smart safety (sepatu dengan sensor)

Standar Keberlanjutan dan Ramah Lingkungan

Tren keberlanjutan juga mempengaruhi standar sepatu safety:

1. Sertifikasi Ramah Lingkungan:
  • ISO 14001 untuk proses produksi ramah lingkungan
  • Bluesign® untuk penggunaan bahan kimia yang aman
  • Leather Working Group untuk sumber kulit berkelanjutan
  • Global Recycled Standard untuk material daur ulang

2. Standar Produksi Berkelanjutan:
  • Pengurangan jejak karbon dalam produksi
  • Penggunaan energi terbarukan
  • Pengurangan limbah produksi
  • Standar untuk bahan kimia berbahaya (REACH compliance)

3. Daur Ulang Sepatu Safety:
  • Program take-back dari produsen
  • Teknologi pemisahan material untuk daur ulang
  • Standar untuk biodegradabilitas komponen tertentu
  • Sertifikasi cradle-to-cradle untuk desain siklus tertutup

Kesimpulan

Standar sepatu safety merupakan aspek fundamental dalam menjamin keselamatan pekerja di berbagai industri. Dari pembahasan di atas, beberapa poin utama yang perlu diingat:
  • Standar sepatu safety bervariasi secara internasional (ASTM, EN ISO, AS/NZS) dan nasional (SNI), namun semua bertujuan memastikan perlindungan optimal.
  • Pemilihan sepatu safety harus didasarkan pada analisis risiko lingkungan kerja spesifik dan memperhatikan kode standar yang sesuai.
  • Komponen kunci seperti toe cap, sol anti-slip, ketahanan bahan kimia, dan properti kelistrikan memiliki standar pengujian tersendiri yang harus dipenuhi.
  • Pemeliharaan dan inspeksi rutin sangat penting untuk memastikan sepatu safety tetap memenuhi standar perlindungan sepanjang masa pakainya.
  • Tren terkini mengarah pada sepatu safety yang tidak hanya aman tetapi juga nyaman, ringan, dan ramah lingkungan.
Kepatuhan terhadap standar sepatu safety bukan sekadar formalitas regulasi, tetapi investasi nyata dalam keselamatan dan kesehatan pekerja. Dengan memahami dan menerapkan standar yang tepat, perusahaan dan pekerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

FAQ

Apa perbedaan antara sepatu safety S1, S2, dan S3?

S1 memiliki toe cap, anti-statis, penyerapan energi pada tumit, dan sol tahan minyak. S2 memiliki semua fitur S1 ditambah ketahanan terhadap penetrasi air. S3 memiliki semua fitur S2 ditambah sol anti-tusuk dan sol bergerigi untuk traksi lebih baik.

Apakah semua sepatu safety harus memiliki toe cap baja?

Tidak. Meskipun toe cap baja tradisional masih umum digunakan, saat ini tersedia alternatif seperti toe cap komposit atau aluminium yang lebih ringan dan non-konduktif, namun tetap memenuhi standar perlindungan yang sama.

Bagaimana cara mengetahui sepatu safety sudah memenuhi SNI?

Sepatu safety yang memenuhi SNI akan memiliki label SNI yang jelas, nomor sertifikasi, dan kode produsen. Anda juga dapat memverifikasi nomor sertifikasi di situs resmi Badan Standardisasi Nasional (BSN) atau menghubungi produsen untuk konfirmasi.

Berapa lama masa pakai ideal sepatu safety?

Masa pakai ideal sepatu safety berkisar antara 6-12 bulan untuk penggunaan normal, namun dapat lebih pendek (3-6 bulan) untuk penggunaan intensif atau di lingkungan ekstrem. Faktor seperti frekuensi penggunaan, kondisi lingkungan, dan kualitas sepatu mempengaruhi masa pakai.

Apakah standar sepatu safety internasional berlaku di Indonesia?

Ya, standar internasional seperti EN ISO dan ASTM diakui di Indonesia dan sering menjadi referensi. Namun, untuk penggunaan resmi dan kepatuhan regulasi, sepatu safety sebaiknya juga memenuhi SNI yang relevan.

Bagaimana cara membedakan sepatu safety asli dan palsu?

Periksa kualitas material dan jahitan, kejelasan label standar, kode sertifikasi yang dapat diverifikasi, dan beli dari distributor resmi. Sepatu palsu sering memiliki toe cap yang tidak memenuhi standar, label yang tidak jelas, atau kualitas konstruksi yang buruk.

Apakah perusahaan wajib menyediakan sepatu safety untuk karyawan?

Ya, berdasarkan Permenaker No. 08/MEN/VII/2010 dan UU No. 1 Tahun 1970, perusahaan wajib menyediakan APD termasuk sepatu safety untuk karyawan yang bekerja di area dengan risiko cedera kaki.

Apa sanksi jika tidak menggunakan sepatu safety di area wajib?

Sanksi bervariasi tergantung kebijakan perusahaan dan regulasi, mulai dari teguran, denda, skorsing, hingga pemutusan hubungan kerja untuk pelanggaran berulang. Dari sisi regulasi, perusahaan yang tidak menegakkan penggunaan APD dapat dikenakan sanksi administratif hingga pidana.
Mustari
Mustari Halo! Nama saya Mustari, seorang blogger yang fokus membahas topik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan pengalaman 5 tahun di industri manufaktur.