Studi Kasus Implementasi HIRADC dalam Mengurangi Risiko Kerja di Area Produksi

 
Implementasi HIRADC dalam Mengurangi Risiko Kerja
Implementasi HIRADC dalam Mengurangi Risiko Kerja

Pendahuluan

Pada dunia industri, keselamatan dan kesehatan kerja ialah target utama. Tiap tahun, beberapa ribu karyawan alami kecelakaan kerja yang bisa menyebabkan cedera serius atau kematian. Oleh karenanya, perusahaan perlu mengaplikasikan mekanisme management resiko yang efektif untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengendalikan resiko yang terdapat pada tempat kerja. Satu diantara metode yang sering dipakai ialah HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control). Artikel berikut akan mengulas study kasus implikasi HIRADC dalam kurangi resiko kerja di tempat produksi.

Apa itu HIRADC?

HIRADC ialah metode sistematis yang dipakai untuk mengenali bahaya, menilai resiko, dan tentukan beberapa langkah pengendalian yang dibutuhkan untuk mengurangi resiko itu. Proses HIRADC terbagi dalam tiga cara khusus:

  1. Identifikasi Bahaya: Mengenali semua potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja.
  2. Penilaian Resiko: Menilai tingkat resiko yang diakibatkan oleh bahaya yang sudah dideteksi.
  3. Penetapan Pengendalian: Tentukan beberapa langkah pengendalian yang penting diambil untuk kurangi atau hilangkan resiko.

Dengan mengaplikasikan HIRADC, perusahaan bisa membuat lingkungan kerja lebih aman dan kurangi terjadinya kemungkinan kecelakaan kerja.Keutamaan HIRADC dalam Lingkungan Produksi

Pentingnya HIRADC dalam Lingkungan Produksi

Lingkungan produksi kerap kali mempunyai beragam resiko yang bisa mencelakakan keselamatan karyawan. Sejumlah resiko itu mencakup:

  • Bahaya Fisik: Seperti mesin yang bekerja, peralatan berat, dan bahan berbahaya.
  • Bahaya Kimia: Paparan pada bahan kimia beracun, gas, atau debu.
  • Bahaya Ergonomis: Posisi kerja yang tidak nyaman atau beban yang terlampau berat.
  • Bahaya Psikososial: Depresi kerja, penekanan dari atasan, dan perselisihan antara rekanan kerja.

Dengan menggunakan HIRADC, perusahaan bisa mengenali dan mengurus resiko-risiko ini dengan efektif, hingga membuat lingkungan kerja lebih aman dan produktif.

Study Kasus: Implementasi HIRADC di PT XYZ

Latar Belakang Perusahaan

PT XYZ ialah perusahaan manufacturing yang beroperasi di sektor produksi elemen electronic. Lebih dari 500 pegawai, perusahaan ini mempunyai tempat produksi yang luas dan kompleks. Dalam sekian tahun akhir, PT XYZ alami sejumlah kejadian kecelakaan kerja yang menyebabkan cedera ringan sampai sedang. Oleh karenanya, management perusahaan memilih untuk mengaplikasikan HIRADC sebagai cara untuk tingkatkan keselamatan kerja.

Cara 1: Analisis Bahaya

Team keselamatan kerja di PT XYZ awali dengan lakukan identifikasi bahaya di tempat produksi. Mereka lakukan peninjauan lengkap dan mengikutsertakan pegawai pada proses identifikasi. Sejumlah bahaya yang dideteksi diantaranya:

  • Mesin dan Peralatan: Mesin pemotong, mesin pengemas, dan peralatan berat yang lain yang bisa mengakibatkan cedera bila tidak digunakan benar.
  • Bahan Kimia: Pemakaian bahan kimia pada proses produksi yang bisa beresiko bila terpapar.
  • Keadaan Lingkungan: Penerangan yang jelek, permukaan lantai yang licin, dan sirkulasi yang tidak mencukupi.

Cara 2: Penilaian Resiko

Sesudah mengenali bahaya, team lakukan penilaian resiko untuk tentukan tingkat resiko yang diakibatkan oleh tiap bahaya. Mereka memakai matriks resiko untuk memandang terjadinya kemungkinan kecelakaan dan efeknya. Hasil penilaian memperlihatkan jika sejumlah bahaya mempunyai resiko tinggi, misalnya:

  • Mesin Pemotong: Resiko cidera serius bila karyawan tidak memakai perlindungan yang tepat.
  • Paparan Bahan Kimia: Resiko kesehatan jangka panjang karena paparan bahan kimia berbahaya.

Cara 3: Penentuan Pengendalian

Sesudah penilaian resiko, team keselamatan kerja tentukan beberapa langkah pengendalian yang penting diambil untuk kurangi resiko. Langkah-langkah pengendalian yang diterapkan di PT XYZ diantaranya:

  1. Training Pegawai: Memberi training keselamatan kerja ke semua pegawai, termasuk langkah memakai mesin secara aman dan langkah tangani bahan kimia.
  2. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD): Mengharuskan pemakaian APD, seperti perlindungan mata, sarung tangan, dan masker, saat bekerja di tempat beresiko tinggi.
  3. Peningkatan Keamanan Mesin: Memasangkan perlindungan tambahan pada mesin pemotong dan peralatan berat untuk mencegah cedera.
  4. Perbaikan Lingkungan Kerja: Tingkatkan penerangan, memperbaiki permukaan lantai yang licin, dan pastikan sirkulasi yang ideal di tempat produksi.

Hasil Implementasi HIRADC

Sesudah mengimplementasikan HIRADC, PT XYZ mencatat sejumlah hasil yang positif:

  1. Penurunan Insiden Kecelakaan: Dalam setahun sesudah implementasi, jumlah kejadian kecelakaan kerja turun sebesar 40%. Ini memperlihatkan jika langkah-langkah pengendalian yang diambil efektif dalam kurangi resiko.
  2. Peningkatan Kesadaran Keselamatan: Pegawai jadi lebih sadar akan keutamaan keselamatan kerja serta lebih pro aktif dalam memberikan laporan potensi bahaya.
  3. Peningkatan Keproduktifan: Pada lingkungan kerja lebih aman, pegawai merasa semakin nyaman dan produktif di dalam bekerja.

Tantangan dalam Implementasi HIRADC

Walaupun PT XYZ sukses mengurangi resiko kerja, mereka hadapi sejumlah rintangan dalam implikasi HIRADC:

  1. Resistensi Pegawai: Sejumlah pegawai awalannya menolak perubahan dan merasa jika training keselamatan mengganggu waktu kerja mereka. Management perlu lakukan pendekatan yang lebih bagus untuk menerangkan keutamaan keselamatan kerja.
  2. Kebatasan Sumber Daya: Implementasi beberapa langkah pengendalian membutuhkan investasi dalam training dan perlengkapan. PT XYZ harus merencanakan anggaran secara baik untuk pastikan keberlanjutan program keselamatan.
  3. Perawatan Berkelanjutan: HIRADC bukanlah proses sekali jalan. PT XYZ perlu lakukan pengawasan dan evaluasi secara periodik untuk pastikan jika beberapa langkah pengendalian masih tetap efektif dan relevan.

Kesimpulan

Implementasi HIRADC di PT XYZ memperlihatkan jika pendekatan struktural dalam mengidentifikasi dan mengelola resiko kerja bisa hasilkan lingkungan kerja lebih aman. Dengan mengikutsertakan pegawai pada proses identifikasi bahaya, melakukan penilaian risiko yang teliti, dan mengaplikasikan beberapa langkah pengendalian yang pas, perusahaan dapat kurangi insiden kecelakaan kerja dan tingkatkan keselamatan secara keseluruhan.

Perusahaan yang lain ingin mengimplementasikan HIRADC harus siap hadapi rintangan dan memiliki komitmen untuk membuat budaya keselamatan yang kuat. Dengan begitu, keselamatan kerja bukan hanya menjadi tanggung-jawab management, tapi juga menjadi tanggung-jawab bersama semua pegawai.

Saran

Pendidikan dan Training: Perusahaan tetap harus memberi pendidikan dan training mengenai keselamatan kerja ke pegawai, termasuk pembaruan mengenai proses keselamatan dan penggunaan alat perlindungan diri.

Keterkaitan Pegawai: Mengikutsertakan pegawai pada proses identifikasi bahaya dan penilaian resiko bisa tingkatkan kesadaran dan loyalitas mereka pada keselamatan kerja.

Evaluasi Periodik: Lakukan evaluasi periodik pada beberapa langkah pengaturan yang diaplikasikan untuk pastikan efektifitasnya dan lakukan perbaikan bila dibutuhkan.

Komunikasi yang Efektif: Membuat aliran komunikasi yang efektif di antara management dan pegawai untuk memberikan laporan potensi bahaya dan memberi umpan balik mengenai program keselamatan.

Dengan mengaplikasikan saran ini, perusahaan bisa terus tingkatkan keselamatan kerja dan membuat lingkungan kerja lebih aman untuk semua pegawai. Implementasi HIRADC tidak cuma mengenai penuhi kewajiban hukum, tapi juga mengenai membuat budaya keselamatan yang berkelanjutan dan fokus pada kesejahteraan pegawai.

Muztary
Muztary Halo! Nama saya Muztary, seorang blogger yang fokus membahas topik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Melalui blog ini, saya ingin berbagi pengetahuan, pengalaman, dan informasi seputar dunia K3 yang bermanfaat untuk pekerja, pengusaha, maupun siapa saja yang peduli akan keselamatan kerja.